Sebab terjadinya pembajakan
software
Bagi kebanyakan
masyarakat pengguna komputer di Indonesia, pembelian paket perangkat lunak jadi
adalah suatu kemewahan. Memang banyak institusi baik swasta maupun negeri yang
mengeluarkan dana besar untuk pengadaan sistem komputer, tapi jarang ada
alokasi dana untuk pembelian paket perangkat lunak, jadi yang ada adalah dana
untuk jasa konsultan pengembangan sistem komputer. Karena itu dana
pengadaan perangkat lunak komputer hanya terserap untuk pengembangan sistem
khusus yang dibangun untuk menangani kebutuhan spesifik institusi yang
bersangkutan.
Bagaimana
dengan sistem operasi dan program-program aplikasi umum untuk kerja penyusunan
dokumen sehari-hari? Dapat dikatakan rata-rata PC di Indonesia menggunakan perangkat
lunak hasil tindak kejahatan pembajakan.
Makin
berkembangnya kemajuan tekhnologi sekarang ini, justru semakin mendukung
aktifitas pembajakan itu sendiri. Selama ini, pembajakan merupakan tindakan
pelanggaran hukum yang justru paling kita anggap lumrah. Tiada barang tanpa
bajakannya. Tiada barang yang kita pakai yang bukan dibeli dari bajakan, atau
kita bajak sendiri. Dengan mengkopi CD milik teman, baik,software
game, atau musik, itu pun sudah termasuk membajak. Dan ini sudah menjadi hal
yang sangat biasa kita lakukan dengan tanpa kita sadari bahwa kalau di negeri
yang sadar hukum, sudah dari dulu kita akan dituntut.
Faktor
yang paling dominan adalah faktor ekonomis, dimana orang akan cenderung memilih
software bajakan yang pasti jauh lebih murah dari software yang berlisensi.
Untuk
perbandingan, harga lisensi Windows 98 adalah 200 dolar AS, sedangkan software
bajakan dapat kita beli hanya dengan harga Rp.10.000,00 saja.
Andaikata di sebuah kantor mempunyai 20 buah komputer yang menggunakan windows 98,
maka biaya yang harus dikeluarkan sebesar 4000 dolar AS atau senilai hampir 40
juta rupiah. Itu hanya untuk sistem operasinya saja, belum termasuk
program-program aplikasi lainnya.
Sebab
terjadinya pembajakan software :- Makin berkembangnya kemajuan tekhnologi.
- Faktor yang paling dominan adalah faktor ekonomis, dimana orang akan cenderung memilih software bajakan yang pasti jauh lebih murah dari software yang berlisensi.
- Penyalinan terhadap software mudah dilakukan.
- Adanya pihak pembajak yang menggandakan, mengcopy, lalu mendistribusikannya lagi ke masyarakat hingga harga di tempat-tempat produk resmi tersebut hara terlalu jauh sehingga para pelanggan akan memilih produk alternatif.
- Aparat Pemerintah yang kurang bersikap tegas terhadap pembajakan tersebut.
- Masyarakat sendiri yang memilih untuk menggunakan bajakan.
0 komentar:
Posting Komentar